ARTICLE AD BOX
Faisol mengatakan kemudahan regulasi adalah salah satu langkah utama pemerintah untuk mendukung industri mebel dan furnitur dalam menghadapi tantangan global.
"Untuk mendukung pertumbuhan industri mebel dan furnitur, tugas pemerintah satu, membantu mempermudah khususnya di regulasi," kata Faisol saat membuka Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis.
Dia menegaskan dukungan regulasi menjadi faktor kunci dalam mendongkrak kekuatan dan pertumbuhan industri furnitur, kerajinan, dan mebel di Indonesia.
Menurutnya, meskipun situasi perekonomian dunia kurang baik, namun sektor industri pengolahan nonmigas Indonesia tetap tumbuh dan kokoh, bahkan mengalami peningkatan yang signifikan.
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun 2024 diperkirakan mencapai 17,16 persen, dengan pertumbuhan sekitar 4,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan juga meningkat, mencapai sekitar 19,96 juta orang, yang menunjukkan perkembangan positif dalam sektor ini.
"Ekspor sektor industri pengolahan nonmigas mencapai 196,54 miliar dolar AS, menyumbang sekitar 74,3 persen terhadap ekspor nasional, serta di sisi investasi, sektor ini mampu menyerap Rp721,3 triliun atau 42,1 persen dari total realisasi investasi nasional tahun lalu," tuturnya.
Nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2023 mencapai 255 miliar dolar AS, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dalam hal industri dengan nilai tambah tertinggi. Dalam kawasan ASEAN, Indonesia memiliki angka MVA tertinggi, bahkan Thailand berada jauh di bawah dengan nilai yang belum mencapai setengah dari Indonesia.
Pada Februari 2024, Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia tercatat di angka 53,6, meningkat signifikan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Indeks Kepercayaan Industri Indonesia pada Februari 2024 juga mencatatkan angka 53,1, menunjukkan peningkatan positif dalam keyakinan terhadap sektor industri di tanah air.
Sementara itu, Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur menyoroti potensi ekspor industri mebel Indonesia yang masih memiliki ruang untuk tumbuh.
"Transaksi kami di pameran ini biasanya mencapai sekitar 300 ribu dolar AS dan setelah pameran bisa mencapai 1 miliar dolar AS," kata dia.
Ia juga meminta dukungan pemerintah dalam hal regulasi. Misalnya, terkait Sertifikat Legalitas Kayu (STLK).
"Kami berharap regulasi ini bisa direduksi karena cukup dilakukan di hulu saja. Ini akan sangat membantu industri kami,” tambah Sobur. 7 ant